Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Menjadi Panutan

Salah satu resolusi saya untuk menikmati liburan selama 10 hari ke depan adalah menonton dan membuat resume 40 video Nouman Ali Khan yang sengaja saya download saat koneksi internet di kosan sedang kenceng-kencengnya. Video yang saya pilih untuk saya review pertama kali berjudul “Today’s youth & the search for the role model” . Tema ini sengaja saya pilih bertepatan dengan momen yang baru saja berlalu yaitu maulid nabi Muhammad SAW. Bagi kaum muslim, tentu kita semua sepakat bahwa nabi Muhammad merupakan sosok manusia yang akan menjadi panutan kita dalam bertindak. Meskipun beliau tidak lagi hidup dan memberikan ilmunya langsung kepada kita, lalu apa peran kita sebagai generasi selanjutnya agar Islam menjadi kembali Berjaya?. Jawabannya adalah : menjadi panutan . Video berdurasi 15 menit ini sukses membuat saya merenung tentang “sosok diri saya” : apakah selama ini saya sudah berusaha menjadi panutan yang baik?. Itulah pertanyaan yang saya ulang-ulang dan akan s

Menyederhanakan Kebahagiaan.

Aku ingin menjadi wanita yang mudah di bahagiakan. Yang untuk bahagia, ia hanya tinggal mengungkapkannya dengan doa. Berterimakasih pada Tuhan atas apa yang dipilihkan untuknya… Aku ingin menjadi wanita yang mudah berbahagia. Yang syarat bahagianya paling sederhana. Saat ia merasa bahwa Tuhan selalu membersamai jalannya.. Ia selalu merasa semua baik-baik saja. Aku ingin menjadi wanita yang mudah merasa bahagia, Dengan siapapun… dengan apapun…. dan dalam kondisi seberat apapun :) Bandung, 22 Oktober 2015

“KEJUJURAN” adalah cara kita menghargai diri sendiri.

Tulisan ini dibuat sebagai self reminder kepada diri saya yang penuh dengan kekotoran dalam lisan, laku, dan pikiran.  Semoga bermanfaat bagi yang ikut membaca… :) Pernah tidak merasa menyesal saat kita baru saja melakukan sesuatu yang berlawanan dengan suara hati kita?. Contoh kasus          : pembatalan janji dengan tiba-tiba. Setting waktu         : pukul 4.00 pagi Setting tempat       : rumah Setting agenda       : janji untuk membantu teman mengurus kegiatan sosial. Kronologi            : jauh-jauh hari, seorang teman meminta kita untuk membantu acaranya. Kita pun mengiyakan dan menyanggupi ketika diberikan amanah menjadi salah satu relawannya. Acara itu dilaksanakan di hari Sabtu, pagi betul, jam 6 pagi sudah harus kumpul di TKP. Berdasarkan hitung-hitungan sederhana (jarak, waktu tempuh, dan perhitungan kemacetan) seharusnya kita bisa berangkat dari rumah pukul 4.40 tepat setelah shalat Subuh hingga pukul 5.00. Kondisinya kita kita sudah bekerja dan

Progress Program Petani Sejahtera (PESAT) di Kampung Turalak, Desa Ramea, Oleh Awardee LPDP PK-40

Halo teman-teman....berikut kami lampirkan progress dari Program PESAT (Petani Sejahtera) yang dilaksanakan oleh Awardee Beasiswa LPDP PK-40. Saat ini proses pembibitannya sudah selesai, pengolahan melinjo in progress, penyuluhan manajemen keuangan on progress, dan pembelian alat transportasi untuk membantu para petani dalam mengangkut hasil pertaniannya masih diusahakan melalui fund raising. Total dana yang kami butuhkan untuk menjalankan semua program di Kampung Turalak, Desa Ramea ini adalah sebesar Rp. 220.000.000 Bagi kamu yang ingin berpartisipasi, kamu bisa membantu kami dengan menyisihkan uang Rp 5000 (atau lebih). Bantuan tersebut dapat teman-teman salurkan melalui transfer ke rekening angkatan kami : BRI, no rekening 039301002474539. a/n Indah Permata Sari Konfirmasi transfer : Nama_Jumlah Transfer_Tanggal Transfer. ke Indah (0818491771) Untuk mengetahui informasi seputar program kami, teman-teman dapat menyaksikan melalui video kami di : https://w

Mengukur Lompatan

“Kak Rosi, tolong bantu Rania kak. Nilainya di kelas jelek sekali. Terutama Matematika” “Memangnya nilainya berapa bu?” “Masaa Rania Cuma dapat nilai 61, padahal teman-temannya banyak yang dapat 80,90, ada juga yang 100 malah” “Semester kemarin nilai Matematika Rania berapa Bu?” “Merah Kak..dapet 54” Dialog pun berhenti, saya tersenyum sembari melihat Rania yang nampak tidak bisa membela diri di hadapan ibunya. Singkat cerita, ibunya menyuruh saya sebagai guru les privat untuk menyulap nilai Rania dari 61 menjadi minimal 80. Saya tidak mengiyakan begitu saja permintaan Ibu ini. Saya hanya mengatakan bahwa “Oke bu, saya akan mencoba”. Kembali saya mengamati gadis 13 tahun itu dalam-dalam. Seharusnya saat ini ia telah duduk di kelas 1 SMP, tetapi karena sang “Guru” menganggapnya tidak mampu bersaing dengan teman-temannya, Rania harus tinggal di kelas 5. Dan minggu ini ia baru saja menginjak kelas 6 SD. Dibandingkan dengan usianya, perawakan Rania tidak menunjuk

“MENGEMBAN AMANAH SETENGAH DIEN : SUDAH SIAPKAH KITA?”

Ahad, 20 Juni 2015 Halo teman-teman, bertemu lagi dengan saya yang akhir-akhir ini mulai jarang menulis. Hiks, maklum lagi banyak excuse. Sok sibuk, padahal aslinya malas. Nah, kali ini saya ingin berbagi sedikit ilmu yang saya dapatkan ketika saya mengikuti kajian pranikah di MUI. Terserah deh kalau ada yang bilang : ih Rosi galau banget, ikut kajian pra nikah mulu. Saya akan dengan sangat legowo mengatakan : “Biarin, daripada saya berdiskusi sama kamu, kegalauan saya malah semakin menjadi. Cari ilmunya harus sekarang, eksekusinya bisa nanti-nanti kan? Wkwkwk”. Saya beruntung karena selalu menemukan hal-hal baru antar kajian yang saya ikuti. Jadi makin percaya sebuah nasihat : Jangan pernah berhenti untuk belajar :) NB : Maaf ini saya datang kajiannya telat 45 menit, jadi hanya bisa mencatat dari segmen ke-2. Enjoy my story ya…. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Bagaimana