Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Manusia Perantara

“Dik Ros,...”, kata seorang kakak suatu ketika. Dengan sedikit menarik napas dan menata kata, ia melanjutkan “Aku berhutang budi padamu. Aku harus mentraktirmu, setidaknya untuk sekadar makan bersama”. Beliau saat ini duduk satu semester di bawah saya di Farmasi. Setahun yang lalu, kurang lebihnya, ia pernah menghubungi saya melalui pesan pribadi di facebook. Melalui pesan facebook itu, konon, beliau mengabarkan bahwa beliau sudah di terima di jurusan sama dengan saya, hanya saja beliau tidak bisa langsung mengambil karena mengalami kesulitan dalam pembiayaan. Beliau segera mengucapkan maksudnya untuk bertanya soal beasiswa yang saya terima saat itu. Saya tidak mengenal beliau sebelumnya. Hanya mungkin sesekali melihat namanya dalam notification like saat saya share info tentang beasiswa. Rupanya itulah awal Allah menakdirkan kami untuk saling mengenal dan berbagi. “Jika tidak keberatan, bolehkah saya meminta contoh esai-esai dan berkas lain saat melamar beasisw

Terimakasih telah mau belajar

“Assalamualaikum” “Wa’alaikumussalam, Nduk”, jawab Bapak dengan begitu semangat dan ceria. “Kabare piye?. Sehat tho? Bapak seneng kamu nelfon”. Mendengarkan perkataan beliau ini, rasa-rasanya hilang sudah semua penat saya seharian. Kami biasa mengobrol lama di telepon. Bisa sampai sejam   lebih. Sepertinya ada semacam “koneksi hati” antara kami yang membuat kami betah mengobrol lama-lama. Saya biasanya menceritakan kegiatan sehari-hari saya. Dan Bapak pasti bercerita tentang kabar di rumah. Tentang adek, tentang mama…dan tentang sanak saudara yang ada di sekitarnya. “Bapak…kala wau sampeyan tindak pundhi? Kula nelfon boten diangkat-angkat? *Bapak tadi kemana, saya nelfon berkali-kali kok gak diangkat?*. Tanyaku ingin tahu. “Bapak baru pulang dari masjid Nduk. Sekarang sehabis isya berjamaah ada pelajaran baca qurannya. Bapak ikut program itu..jadi belajar alif ba ta’ dari awal”, jawab Bapak sembari tertawa renyah. “Ya meskipun sudah sangat terlambat…tapi Bapak penge

Mendefinisikan kepintaran dan kebermanfaatan

"Ros, ajari aku persamaan liner dua variabel", kata teman sebangku saya saat SMP. "Oh..PR kemarin ya? Samaaa...aku juga belum mengerjakan", jawab saya sembari beracting meyakinkan. Padahal sejatinya saya sudah selesai mengerjakan PR itu tanpa hambatan yang berarti. Kalau saya mau sedikit berwelas asih, harusnya saat itu sy bs mengajari teman saya untuk mengerjakan. Takut disaingi kepintarannya. Mungkin itulah alasan sederhana saya semasa kanak-kanak dulu. Pola didikan di sekolah yang kompetitif mau tidak mau memaksa saya unt tumbuh menjadi anak yg ambisius, selalu ingin menjadi yang nomor satu...yang paling pintar di sekolah. Sehingga saya menjadi orang yang enggan berbagi ilmu J . Harusnya saya bersyukur krn Allah mengaruniakan saya kemampuan menangkap pelajaran dengan cepat. Tapi rupanya tindakan saya tidak mencerminkan rasa syukur itu. Ada yang terlupakan. Bahwa tidak semua orang memiliki kemampuan sama seperti saya... mungkin ada beberapa orang ya

Jarak Antara Kita

Saat ini kita memang harus berjalan sendiri-sendiri... Bukan karena kita enggan untuk saling membersamai... Tapi karena ada sebagian inginmu yang harus kau tuju tanpa aku, dan ada sebagian mimpiku yang harus aku wujudkan sendirian. Anggap saja ini saatnya kita memberi jeda pada jiwa... Mencipta ruang untuk saling berjuang... Menjadikan jarak sebagai harapan yang terserak... Dan waktu sebagai penghubung dua rindu...  Antara aku dan kamu. Dimanapun kamu berada, semoga hatimu selalu kau tautkan padaNya... Sebab padaNyalah selaksa doa melahirkan rasa percaya... Detik detik..derap langkah dan tapak-tapak kaki kita akan selalu menujuNya. Pada nadi kebaikan, dimana kita merasa dipertemukan. Semoga tangan kita selalu abadi saling menggenggam,  hati kita selalu tenang dalam menguatkan.... dalam doa, harap, dan kepasrahan.

Kebahagiaan Terbesar Orang Tua

Setelah sekian lama tidak menulis, akhirnya hari ini saya memaksa diri untuk menulis. Mohon maaf untuk beberapa adik-adik yang ((bahkan)) kirim sms ke saya atau mengirim email supaya saya menulis lagi. Alhamdulillah...daripada saat di kereta saya hanya tiduran saja, lebih baik saya menulis sesuatu. Kebetulan hari ini saya tidak membawa buku bacaan, jadi mungkin saya bisa menjadikan kegiatan menulis ini sebagai kegiatan bermanfaat yang bisa saya lakukan hingga saya sampai jakarta pukul 10 pagi nanti. Semoga bermanfaat ya :) KEBAHAGIAAN TERBESAR ORANG TUA Tadi malam pukul 9 saya memutuskan keluar kosan untuk mencari makan. Setelah kurang lebih 10 menit muter-muter kosan, tempat makan yang saya tuju ternyata tutup semua. Tidak tahu apa alasan persisnya, tapi mungkin karena sudah mendekati ramadhan dan di ITB sedang masa liburan, jadi pembelinya mulai berkurang. Saya pun berjalan menuju tempat jualan, sebut saja bu Indah, untuk membeli sate. Sebelum saya bercerita le