Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Khadijah binti Khuwalid, Kado Allah untuk Muhammad

Masih menempel lekat diingatanku saat beberapa hari yang lalu aku berbincang-bincang dengan teman dekatku Alizeti. Kalau ketemu, kami memang sering membicarakan banyak hal, dari yang galau hingga yang serius sampai-sampai membutuhkan referensi khusus untuk membalas statement pihak satu dengan yang lainnya *agak lebay. Waktu itu kami berbincang-bincang soal pernikahan kak Eza dan kak Luqman. Sembari menunggu berlangsungnya akad, kami duduk cantik di bagian belakang sambil membahas masa depan, kapan berniat "mengakhiri" masa lajang (perlu diingat : LAJANG, bukan JOMBLO!), hal-hal yang terjadi dalam sebulan terakhir, tahun depan mau kemana dan sebagainya. Ditengah obrolan yang mengalir cukup renyah itu, entah kenapa saat itu perbincangan kami tertuju pada topik : wanita yang istimewa. Dan ternyata pikiran kami tertuju pada sosok yang sama : Khadijah binti Khuwalid. Kami mendiskusikan kenapa akhirnya Khadijah menempati posisi istimewa sebagai istri rasulullah, versi kam

Mawar yang akan selalu mengagumi Melati, Ana Uhibbuki Fillah Kak Eza......

Aku mungkin bukan orang seromantis Alizeti saat dia menggoreskan pena-pena saktinya dalam sebuah tulisan yang penuh bius misteri, tapi dalam kesempatan ini aku ingin menuliskan setiap bait cinta yang ingin aku nyanyikan dihari bahagiamu, semoga tulisan sederhana tidak mengurangi apresiasi dan kekagumanku padamu Dua tahun bukanlah waktu yang sebentar bagiku untuk mengenal dan jatuh cinta kepadamu. Aku menyadari bahwa tidak ada alasan bagiku untuk tidak jatuh cinta pada setiap detail kebaikan yang ada pada dirimu. Ibarat bunga, bagiku kau adalah melati. Bunga melati mengajariku untuk tidak bersikap sombong dan angkuh. Kita tidak usah mengatakan bagaimana wanginya diri kita. Karena orang akan mengetahui itu dengan sendirinya. Melati tak pernah berdusta dengan apa yang ditampilkannya. Ia tak memiliki warna dibalik warna putihnya. Ia juga tak pernah menyimpan warna lain dalam berbagai keadaannya, apapun kondisinya, panas, hujan, terik ataupun badai yang datang ia tetap putih.

Mengapa kita tidak boleh menciptakan keputusasaan pada orang lain?

Kisah pertama Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda : Pada jaman Bani Israil dulu, hidup dua orang laki-laki yang berbeda karakternya. Salah seorang suka berbuat dosa dan yang lainnya rajin beribadah. Setiap kali orang yang ahli ibadah ini melihat temannya berbuat dosa, ia menyarankan untuk berhenti dari perbuatan dosanya. Suatu kali orang yang ahli ibadah mendapatinya berbuat dosa, maka ia berkata :’Berhentilah dari berbuat dosa’.Dia menjawab:’Jangan pedulikan aku, terserah Allah akan memperlakukan aku bagaimana. Memangnya engkau diutus untuk mengawasi aku?’. Laki-laki ahli ibadah itu menimpali :’Demi Allah, dosamu tidak diampuni olehNya atau Dia tidak akan memasukkan kamu ke dalam surga’. Kemudian Allah mencabut nyawa kedua orang itu, kemudian mereka berdua menghadap Allah Rabbul’Alamiin. Allah SWT berfirman kepada lelaki ahli ibadah, “Apakah kamu lebih mengetahui daripada Aku? Ataukah kamu dapat merubah apa yang telah berada dalam kekuasaan ta