Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

Untuk yang Istimewa Sepanjang Masa…..

Rasanya tak sekalipun kau alpa menanyakan kabarku setiap hari… Entah itu bertanya apakah aku sudah makan, memintaku untuk menjaga kesehatan, memintaku untuk minum vitamin, melarangku agar tidak terlalu capek…. Selalu itu… Tapi Ma, aku tidak pernah merasa bosan… Karena aku tahu, tanpa kau buktikan pun aku tetap bisa merasakan limpahan cinta yang kau berikan… Kau hanya ingin memastikan bahwa aku baik-baik saja kan? Ma, mungkin saat menulis ini aku sedang menangis.. Maaf Ma karena aku selalu menangis tatkala menulis atau menceritakan sesuatu tentangmu… Aku menangis bukan karena aku cengeng,… Aku menangis karena aku tidak tahu bagaimana cara melukiskan rasa syukurku… Karena memiliki ibu sepertimu…. Ma, pernah tidak ya aku mengatakan bahwa aku sangat mencintaimu? Rasanya belum pernah ya? Mama tahu tidak…aku sangat sering ingin mengatakan itu ke mama… Tapi tiap kali aku ingin mengatakannya, lidahku seolah-olah tidak mau digerakkan..kaku… Dan kemudia

MENGAPA DOSEN?

Mengapa Dosen? Terkadang saya pun bertanya-tanya mengapa saya ingin menjadi dosen. Setelah sekian lama mencari tau, kini insyaAllah saya tahu mengapa saya ingin menjadi dosen. 1.     Menekuni hobi Saya pernah jatuh hati pada sebuah quote. Quote tersebut berbunyi seperti ini : “ Do what you love to do and give it your very best. Whether it's business or baseball, or the theater, or any field. If you don't love what you're doing and you can't give it your best, get out of it. Life is too short. You'll be an old man before you know it. - Al Lopez - Sejak SMA, saya menyadari bahwa ternyata saya amat menyukai dunia pendidikan dan saya sangat menikmati saat-saat dimana saya bisa mengajari orang lain. Saya merasa bahagia saat melihat orang yang saya ajari tersebut memahami apa yang saya ajarkan. Inilah yang membuat ketika saya menjadi guru les privat bayaran, saya tidak merasa bahwa saya sedang bekerja, tapi lebih dari itu : saya merasa bahwa saya

JANJI UNTUK BAPAK.

Hari ini, pada saat pulang dari Cengkareng, Bapak mengantarkan saya ke Jembatan gantung untuk menunggu busway. Saya mencium tangannya. Tidak hanya itu, saya yang masih kekanak-kanakan masih minta dicium pipi kanan dan pipi kiri sebelum saya pulang. Saat bapak berbalik arah untuk pulang, entah kenapa saya tiba-tiba menangis tersedu-sedu. Saya kembali mengingat betapa laki-laki ini begitu baik terhadap saya. Saat saya masih kecil (kelas 5 SD), bapak pernah berkata : “Bapak senang sekali kalau kamu bisa lulus SMA, Nduk. Itu artinya grafik kesejahteraan Bapak sudah naik. Lha wong bapak Cuma lulus SMP”. Demikianlah kata beliau sore itu. Saya yang masih kecil pun tanpa berpikir panjang membalas : “Bapak, aku janji. Aku akan lulus minimal sarjana. Bagaimanapun caranya. Betapapun sulitnya”. Air mata saya benar-benar merembes terus menerus saat saya menyusuri jembatan itu dan orang-orang yang berlalu lalang mulai memperhatikan saya yang menangis tiba-tiba. Saya k

The Power of Giving

            Bagaimana perasaanmu jika kematian seolah-seolah berada di depan matamu?. Apa yang kamu rasakan jika saat ini kamu sedang berada di ICU dan dokter pun bahkan sudah pasrah dengan penyakit yang kamu derita?. Apakah kamu akan bergegas memohon kepada Allah agar Dia menunda kematianmu?. Apa kamu akan sempat memikirkan keadaan orang lain saat itu?. Kamu  mungkin akan sangat sibuk memikirkan dirimu sendiri. Jangankan memikirkan keadaan orang lain, keadaanmu sendiri pun sudah sangat memprihatinkan. Di ujung tanduk!             Tapi tidak demikian yang terjadi dengan orang yang akan saya ceritakan saat ini. Sebut saja namanya mas Mulia. Selama kurang lebih tiga bulan ia merasakan sakit yang aneh pada tubuhnya. Kadang demam, kadang tidak nafsu makan, dan kadang merasakan sakit kepala yang luar biasa. Setelah diperiksa oleh seorang dokter langganannya, beliau di diagnosis terkena Malaria yang sudah cukup kronis dan sampai saat ini sang “pembawa” penyakit tersebut sudah

ALLAH MEMANG AKAN SELALU MENGUJI DI TITIK LEMAH KITA....AGAR KITA MENJADI KUAT DI TITIK ITU :)

Just share sebait catatan taujih Ustadz Rahmat Abdullah (alm): “Setiap kita akan senantiasa diuji oleh Allah SWT pada titik-titik kelemahan kita. Orang yang lemah dalam urusan uang namun kuat terhadap fitnah jabatan dan wanita tidak akan pernah diuji dengan wanita atau jabatan. Tetapi orang yang lemah dalam urusan wanita namun kuat dalam urusan uang tidak akan pernah diuji dengan masalah keuangan . Orang yang mudah tersinggung dan gampang marah akan senantiasa dipertemukan oleh Allah dengan orang yang akan membuatnya tersinggung dan marah sampai ia bisa memperbaiki titik kelemahannya itu sehingga menjadi tidak mudah tersinggung dan tidak pemarah. “Orang yang selalau berlambat- lambat menghadiri liqoat dakwah karena alasan ‘istri, anak, mertua, tamu’ akan senantiasa dipertemukan dengan perkara ‘mertua datang, tamu datang silih berganti’ di saat ia akan berangkat ..terus begitu sampai ia memilih prioritas bagi aktifitasnya apakah kepada dakwah atau kepada perkara-perkara lain.” “Ki