Langsung ke konten utama

Belajar Cinta Dengan Cara Sederhana


Engkau selalu mengatakan bahwa aku adalah mawar yang menguatkan
aku tidak boleh menjadi mawar yang lemah dan selalu mengeluh akan banyaknya pilihan
kau bilang ini kesempatan, bukan persoalan berat yang harus aku ratapi

entah bagaimana cara yang kau terapkan dalam mendidikku..
aku tumbuh dengan caramu..


saat ayah-ayah yang lain selalu memproteksi putri-putrinya dari dunia luar, menjaganya seperti benang tipis yang mudah putus, atau kayu rapuh yang mudah hancur, atau kertas putih polos yang mudah terkontaminasi..... engkau justru membiarkanku seperti burung yang terbang lepas ke angkasa

engkau berikan aku kesempatan untuk bebas belajar tentang realita kehidupan.Engkau mengijinkanku untuk mengecap pahit getirnya kehidupan. Agar aku tahu bagaimana manis itu terasa setelah aku mengenal pahit...

kau tahu, aku sering merasa kesal kepadamu. saat kau sedikitpun tidak pernah memberikanku apresiasi padahal aku selalu mendapat ranking 1 di sekolah. Kau tidak pernah menghadiahiku dengan mainan, boneka, sepeda...seperti ketika aku mendengar orangtua teman-temanku lainnya, yang selalu mengiming-imingi anaknya dengan janji-janji kalau anaknya mendapat ranking di sekolah. engkau hanya berkata : “ayo lebih rajin belajarnya” “ayo lebih rajin belajarnya” selalu itu,

aku sering merasa kesal saat kau membiarkanku pulang sore-sore dari sekolah seorang diri, kau hanya berkata : “Jangan takut, angkotnya masih banyak”

aku sering kesal saat kau tidak mau mengantarkan ke pesta teman malam itu dan kau hanya mengatakan : “apa yang perlu kamu takutkan? tidak ada yang perlu kamu takutkan dengan gelap”

aku sering kesal saat kau membiarkanku mengerjakan tugas sekolah seorang diri dan kau hanya mengatakan : “kerjakan sebisanya nak,...itu kan tugas kamu, nilainya untuk kamu juga, jadi kamu harus mengerjakan sendiri?”

dan aku sering kesal saat kau membiarkanku seorang diri menjajaki  tempat yang tidak aku kenali ini. Kau biarkan aku naik bus sendiri di tempat yang baru pertama kali aku datangi dengan membawa pesan : “Hati-hati nak, persiapkan bekalnya dengan baik dan jangan takut”

aku kesal saat aku ulang tahunku di hari itu bahkan kau tidak memberikan ucapan kepadaku, aku menangis seperti anak kecil yang merengek perhatian dan kau hanya berkata : “Bapak tidak lupa kok”

Aku kesal saat kau sering memarahiku kalau aku telat berangkat sekolah, kau selalu bilang : “Hargai waktu”. Sepertinya “kedisplinan” adalah sesuatu yang lebih kau sayangi, itu pikiran kecilku

Aku kesal saat kau memarahiku habis-habisan karena aku berbohong...Ya, kebohongan masa kecil..tapi kau tidak mau berkompromi dengan kebohongan, kau tidak bisa memberikan toleransi kepada kecurangan....

Aku masih ingat potongan-potongan kekesalan itu, aku kesal kepadamu tapi aku tidak tahu dengan apa aku harus berterimakasih atas semua itu...

Kau jarang memberikan apresiasi kepadaku karena kau tidak ingin menjadikan aku anak yang sombong dan mudah puas. Kau selalu ingin aku berusaha lebih untuk menjadi lebih baik. Kau hanya tersenyum bangga saat orang lain memuji-mujiku

Kau membiarkan aku belajar untuk tidak bergantung kepada orang lain. Kau mengajariku betapa aku harus berusaha sekuat tenaga sebelum aku menyerah.

Kau mengajarkanku untuk menjadi anak yang berani. Kau mengajariku bahwa hidup ini banyak pilihan jadi aku harus berani dalam mengambil keputusan. Kau mengajariku bahwa hidup ini banyak tantangan dan aku harus berani menghadapi, pantang surut kebelakang, apalagi menghindar

Kau mengajariku untuk menjadi anak yang mandiri. Bagimu, kau akan lebih bangga melihat aku berhasil dengan usahaku sendiri. Betapapun jeleknya...

Kau mengajariku untuk menjadi dewasa dan bijaksana dalam menjalani kehidupan ini. Kau mengajariku untuk tidak mudah cengeng ketika apa yang aku dapatkan tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan. Kau mengajariku untuk bertanggungjawab atas pilihan-pilihanku....

Kau mengajariku untuk bersyukur, kau sangat tidak suka mendengarku mengeluh. Apa yang perlu dikeluhkan? apa yang perlu dikecewakan? memangnya usahamu sudah maksimal? itu yang selalu kau tegaskan

Kau mengajariku untuk berbuat jujur dalam kondisi sesulit apapun....


Aku menyesal dengan rasa kesalku kepadamu....
Betapa aku tidak lupa tatkala engkau hampir saja  memukul perawat yang salah memasang infus kepadaku...yang  menyebabkan aku pingsan
Aku menyesal saat melihatmu melambaikan tangan di terminal saat kau melepasku ke kota ini, kau bahkan berdiri disana menungguiku sampai bus benar2 melaju, kau ingin memastikan bahwa aku baik-baik saja
Aku menyesal saat ibu mengatakan bahwa kau menangis seharian melihatku diopname dan tidak sadarkan diri, kau selalu khawatir kalau aku akan mendahuluimu...
Aku menyesal saat aku tahu bahwa kau selalu menangis tiap kali mendoakan kebahagiaanku...


aku baru menyadari bahwa engkau adalah laki-laki paling romantis yang pernah aku temui.
engkau mencintaiku dengan caramu yang sederhana
engkau mempedulikanku dengan “ketidakpedulianmu”
engkau tidak melihatku sebagai anak lemah yang harus selalu dipuja agar dia selalu tertawa karena kau tahu aku butuh sesekali menangis.
engkau tidak melihatku sebagai anak kecil yang harus dituntun kemana ia pergi, yang harus selalu dipilihkan, yang harus selalu dimanja.... karena kau tahu bahwa kedewasaanku akan berkembang tatkala aku sering dihadapkan pada rumitnya kehidupan...

engkau adalah laki-laki yang paling romantis karena bagimu cinta adalah persoalan niat dan tindakan, tidak sekedar ucapan manis apalagi janji yang diobral kepada siapa saja
engkau tidak melihat kepada apa yang aku inginkan...engkau lebih tahu kepada apa yang aku butuhkan

Hari ini, 58 tahun engkau berkarya di kaki langit...
Mengukir cinta dengan cara yang sederhana....
Dirgahayu bapak....
semoga cinta Allah senantiasa menuntunmu kepada hidayahnya...semoga Ia ridha dengan cinta yang kau berikan kepada kami...Semoga Ia ridha dengan peluh keringat dan segala pengorbanan yang engkau ikhlaskan...
Hingga kita bisa bersama-sama menemuiNya dengan amal terbaik kita....

Depok, 8 September 2012
Teruntuk seorang  laki-laki yang sangat berjasa sepanjang hidupku




Komentar