Langsung ke konten utama

JANJI UNTUK BAPAK.





Hari ini, pada saat pulang dari Cengkareng, Bapak mengantarkan saya ke Jembatan gantung untuk menunggu busway. Saya mencium tangannya. Tidak hanya itu, saya yang masih kekanak-kanakan masih minta dicium pipi kanan dan pipi kiri sebelum saya pulang.

Saat bapak berbalik arah untuk pulang, entah kenapa saya tiba-tiba menangis tersedu-sedu. Saya kembali mengingat betapa laki-laki ini begitu baik terhadap saya.

Saat saya masih kecil (kelas 5 SD), bapak pernah berkata : “Bapak senang sekali kalau kamu bisa lulus SMA, Nduk. Itu artinya grafik kesejahteraan Bapak sudah naik. Lha wong bapak Cuma lulus SMP”. Demikianlah kata beliau sore itu.

Saya yang masih kecil pun tanpa berpikir panjang membalas : “Bapak, aku janji. Aku akan lulus minimal sarjana. Bagaimanapun caranya. Betapapun sulitnya”.

Air mata saya benar-benar merembes terus menerus saat saya menyusuri jembatan itu dan orang-orang yang berlalu lalang mulai memperhatikan saya yang menangis tiba-tiba.

Saya kembali teringat kenangan-kenangan itu. Sembari berjalan lagi, saya mencoba menguatkan hati saya sendiri : “Ayo Rosi, kamu bisa menepati janji itu. Tinggal beberapa langkah lagi!”





Bapak…..
aku akan menepati janjiku…

Meski aku harus jatuh bangun, aku akan menepati janjiku…

Komentar