Langsung ke konten utama

Yang Toksik itu Mungkin Aku, Bukan Kamu :)


    Dalam setahun belakangan, saya mengalami berbagai peristiwa yang banyak menguras energi dan emosi saya. Ya, mungkin kalian melihat seorang Rosita itu berhasil2 saja...hidupnya selalu bahagia...selalu cemerlang dll. Tapi nyatanya tidak demikian. Mungkin karena memang pembawaan saya yang "tenang", saya seringkali menyembunyikan hal2 yg tidak mengenakkan. Sederhana saja, saya tidak tertarik membuat teman2 melihat penderitaan saya, saya hanya ingin mereka melihat bahwa saya berjuang...dan saya tetap bertahan sampai titik ini.

    Salah satu hal yg ingin saya bagikan ke teman2 adalah bagaimana saya belajar dari kesalahan saya terdahulu dalam "merespon suatu hal yang tidak mengenakkan". Jujur saja, saya orangnya dulu sangat perfeksionis, sensitif, dan egois. Saya sering lelah dengan asumsi saya sendiri.

    "Si ini kok kerjaannya gak bener ya?. Oportunis banget...baiknya kalau ada maunya".
    "Si ini sama temen kok perhitungan amat ya...padahal aku kalau ada apa2 jg bantu".
    "Si ini gak jelas amat. PHP ke semua orang".
    "Si ini caper banget. Tindakannya gak sesuai sama omongan besarnya"
    "Males temenan sama dia. Gak pernah paham bagaimana berterimakasih" dll.

    See....senegatif itu lho dalam berteman. Saya banyak terjebak pada "asumsi" saya sendiri sehingga banyak melakukan judging negatif ke orang lain. Padahal, secara tidak sadar, ada sesuatu yang salah dalam diri sendiri yang harusnya saya tengok lagi, karena mungkin racun(toksik) itu adanya di diri saya, bukan di orang lain.

    Pada satu titik kemudian saya bertanya pd diri sendiri :

    1) "Memangnya jalan dalam melakukan kebaikan itu selalu mudah ya?".
    2) "Memangnya setiap perbuatan baik harus dibalas baik ya? Kamu kok oportunis banget?"
    3) "Niat kamu apa sih? Supaya orang lain seneng? Gak capek apa berusaha menyenangkan semua orang?"
    4) "Emang setiap omongan harus kamu denger ya?. Emang setiap urusan org harus kamu respon ya?"

    Nah, itulah yang membuat saya kemudian belajar, bahwa yang membuat saya mjd tdk bahagia selama ini adalah karena respon saya yg salah, bukan karena orang lain yang berbuat buruk ke saya. Maaf ya teman2 :)


Komentar