Langsung ke konten utama

HAPPY BIRTHDAY GENDUT! *YANG SEKARANG JADI KURUS


Pertama kali gue lihat orang yang bakal gue ceritain ini, gue masih inget banget gimana si anak ini ngasih inspirational speech di program pembinaan yang gue ikuti.
Gue gak tau deh ini anak lagi ngomongin apa, ngomongin tentang kecintaan terhadap tanah air kali ya. Isinya sih bagus, tapi sosok anak ini nyampeinnya belagu dan seolah-olah menghakimi gitu deh. Sebagai anak kampung yang baru aja nginjek ranah Jakarta, gue ngerasa gak terbiasa sama cara bicara ini anak : terkesan songong dengan mimik muka yang selalu serius.

Selama setahun menjalani program, gue diam-diam mengamati sosok aneh ini. Dia selalu nanya-nanya ke trainer yang ngisi materi kepemimpinan kami. Dan gue tambah illfeel kalo ini anak nanyanya selalu panjang dan gak to the point (meski secara tata kalimat, gue mengakui ini anak berpikirnya terstruktur banget). Gue yang masih kekanak-kanakan ngerasa “Kenapa sih harus pake analogi-analogian, kenapa gak langsung ke inti pertanyaan?”.  
Terus, seperti itu.

Gue sebenarnya pengen banget satu kelompok sama doi pas diskusi, tapi sayangnya gue gak pernah dapat kesempatan untuk itu. Yang gue tau, doi ini suka satu kelompok sama seorang temen gue yang namanya Siti, dan satu-satunya hal yang gue tau adalah : siti dan si gendut ini selalu berantem dan selalu adu argument. Mereka sering berdebat dengan nada yang pelan tapi “nylekit” kalau kata orang-orang Jawa (nylekit = pelan tapi menyakitkan). Entahlah, tapi gue selalu suka melihat mereka berdebat.
Berisi.
*meski sesekali mereka suka bawa-bawa masalah rumah tangga sih :p

Yaaak…gue gak terbiasa dengan orang-orang yang ‘dingin’. Karena sikapnya yang dingin itulah gue memilih untuk tidak banyak bergaul dengan si doi, gue memilih untuk diem.

Hingga suatu ketika, Tuhan ngasih kesempatan ke gue *ciee* buat mengenal si doi lewat sebuah program bernama Indonesia Leadership Development Program (ILDP). Konon, ILDP inilah yang membesarkan kami menjadi orang-orang yang ‘gak biasa di kampus’.

Waktu itu, doi megang project “Social Entrepreneurship” dan ngurusin hal-hal yang berkaitan dengan desain dan  branding, sementara itu, gue megang program kepemimpinan buat mahasiswa-mahasiswa berprestasi di UI. Kami sudah terbiasa dengan kondisi-kondisi kerja di bawah tekanan, kerja dengan sistem zero mistake, di caci maki, diminta deadline seenaknya dll. Semua di kerjakan serba cepat dan terkesan dadakan. Kami sering sekali pulang tengah malam karena harus mengkomunikasikan banyak hal.

Jujur, gue gak terbiasa dengan sistem kayak gini. Mungkin karena gue golongan darah B kali ya. Tapi berkat rasa kekeluargaan yang dibangun begitu erat di ILDP, gue selalu ngerasa nyaman meskipun berada di bawah tekanan. Gue selalu bersemangat mengerjakan setiap tugas yang diberikan ke gue. Sepertinya elu juga gitu ya?. Gue selalu ngeliat elu hanya diem pasrah tiap diberi tugas, dan “sim sala bim” tak selang berapa lama, tugas itu pasti elu selesaikan dengan baik, melebihi ekspektasi kami.
Kalau disuruh menyebutkan siapa tiga temen gue yang menurut gue paling pintar, gue gak akan ragu untuk memasukkan nama elu disalah satu jawaban gue. Ya, karena gue ngerasa selama ini elu adalah orang yang sangat cerdas dan dapat diandalkan.

Oke, jadi nama anak yang dari tadi kita bicarakan itu adalah : Mohamad Irfan, S.T. (Si Tampan katanya -_-“). Ada yang belum tau doi yang mana?. Ini nih fotonya wkwkwk. (yang pake baju kotak2 abu2 lebih gelap)


Karena doi baru saja ulang tahun, gue pengen deh ngepromosiin sahabat gue ini supaya doi cepet dapet JODOH dan cepet Move on XD.
Gue mau ngasih testimony ah. Semoga dengan testimony subjektif ini, elu bisa jadi seseorang yang jauh lebih baik ya Pang J

Pertama, Ipang itu orang yang sangat loyal dan totalitas dalam berkontribusi. Seperti yang udah gue bilang, doi selalu mengerjakan segala sesuatu yang dipercayakan kepadanya dengan sangat baik. Amanah banget deh pokoknya. Meski kegiatan kuliah doi lagi padet-padetnya, doi ini tetep ngerjain tugas dengan tepat waktu. Doi juga sangat detail dalam bekerja. Bahkan gue sering kesel sama doi saking detailnya. Sampe-sampe menurut gue, kedetailan dia itu sangat mengganggu gue karena  sifatnya teknis banget. Sementara, gue adalah orang yang konseptual. Waktu perayaan World No Tobacco Day, gue sempet kesel karena doi meributkan tata letak kursi buat ibu-ibu penyuluhan, di saat gue lagi pening mikirin pesertanya belum ada. Gue sempet ngomong kasar : “Pang, lu bisa mbedain mana yang lebih prioritas gak sih?”, kata gue waktu itu. 
Aduuh maaf Pang :D

Bukti keloyalan dan totalitas doi juga dibuktikan dengan sikap doi semasa bergabung di ILDP. Di ILDP, kami sering mengalami apa yang di sebut sebagai seret keuangan. Nah doi ini sering banget jadi tempat pinjam uang untuk pelaksanaan acara. Bahkan sempet waktu itu doi kehabisan uang gara-gara uangnya dipinjam semua. Duuh, doi ini sosok yang gak suka berhitung!. Ini yang gue suka dari doi.

Kedua, doi orang yang “mau belajar”. Doi punya segudang kemampuan lho. Mulai dari ilmu tentang perminyakan dan gas, dunia desain, dunia IT, sampai dunia menggombal (yang baru doi tekuni sejak si doi menjatuhkan hatinya pada ****** (maaf sensor). Hal yang paling membuat gue terharu adalah tentang kemauannya untuk belajar lebih banyak tentang Islam. Doi adalah orang yang gak pernah menutup mata dari kebenaran. Waktu itu doi cerita kalau pemahamannya tentang Islam belum bagus, kemudian gue dan kak Ninis menjerumuskan doi ke dunia tarbiyah. Dan gue terharu begitu tahu si doi ini sangat konsisten dalam menuntut ilmu agama. Girls, kurang apalagi cobaa? :P

Sifat ‘mau belajarnya’ Ipang ini juga ditunjukkan saat doi memutuskan bergabung di keluarga SWAYANAKA Jakarta. Hmm..awalnya gue gak habis pikir sih orang kayak dia bakal bisa berinteraksi sama anak-anak. Bayangin aja, si tampang serius kayak Ipang itu gak ada lucu-lucunya. Kaku. Gak bisa diajak bercanda. Garing. Too serious….Gak ada unsur kebapak-bapakannya.
Tapi sekali lagi gue harus terharu saat Ipang berusaha berteman dengan anak-anak. Meskipun doi belum bisa menutupi sifatnya yang too serious, doi bisa membuat anak-anak mau bermain dengannya dan mau belajar bersamanya.

Ketiga, gue ngelihat Ipang ini adalah sosok yang ‘gak ambil pusing dengan penilaian orang terhadapnya’. Ipang mampu berdiri dan bertahan dalam prinsip yang ia yakini. Dia bahkan tidak peduli jika ada orang yang bepikiran buruk tentangnya.

Ke empat, menurut gue Ipang itu sosok pekerja keras. Salah satu sosok yang memiliki kepribadian yang hampir sama dengan sifat pekerja kerasnya Ipang ini adalah kak Choirunnisak Fauziati (kak Ninis). Mereka berdua adalah sosok yang bisa memilih dua diantara dua pilihan. Meskipun Ipang banyak disibukkan oleh berbagai kesibukan di kampus, doi tetap berusaha bertanggungjawab ke orang tua dengan mempersembahkan prestasi terbaiknya di kelas. Ipang bukan orang cengeng yang suka mengeluh, doi selalu berusaha mengerjakan segala sesuatu dengan kerja kerasnya.

Hmmm..sebenarnya masih banyak sih kebaikan-kebaikan doi yang lain. Tapi sepertinya gue harus menyampaikan juga satu hal yang gak gue suka dari Ipang. 
Ampuuun Pang.

Gue paling gak suka cara Ipang dalam menyampaikan argument. Setiap Ipang ngasih pendapat, gue ngerasa kalo gue seolah-olah ada di pihak bawahan Ipang gitu. Ipang terkesan memposisikan dirinya sebagai seseorang yang superior, mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari lawan bicaranya. Seolah-olah semua orang harus berkata “Iya” dan tidak boleh berkata “tidak”. Dan ketika gue berada dalam posisi itu, gue memilih diem karena gue tau : ketika seseorang merasa dirinya hebat, dia tidak bisa melihat kehebatan pada orang lain. Ketika seseorang merasa tinggi, dia selalu menganggap rendah orang lain :D

Gue suka niruin gayanya si Melly yang suka menganalogikan sahabatnya dengan kemiripan sifat para sahabat Rasulullah. Kata Meli, gue itu mirip sama Ali Bin Abu Thalib. Nah, kalau elu menurut gue mirip sama Umar bin Khattab. Elu punya sisi-sisi tegas dan keras di permukaan, tapi sejatinya elu punya hati yang lembut dan mau peduli. Fufu

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nah, sekian yaaa testimony gue.

Terakhir, gue Cuma mau bilang : Gendut, selamat ulang tahun ya. Barakallah fi umrik! J
Mohon maaf karena baru sempet mention langsung di tulisan ini, hehe…
Gue harap semoga elu bisa menjadi seseorang yang lebih baik lagi di hadapan manusia dan di hadapan Allah, dan semoga Allah senantiasa membimbing elu dalam setiap jalan kebaikan yang IA ridhai.

Terimakasih sudah mengajarkan arti totalitas dalam memberi, arti kerja keras untuk meraih mimpi, dan arti “good brother” yang akan selalu memberi masukan-masukan berharga dalam hidup ini J
:DD



Komentar