Langsung ke konten utama

Follow Your Passion :)






Jika Anda ingin berbahagia selama satu jam, silakan tidur siang. Jika Anda ingin berbahagia selama satu hari, pergilah berpiknik. Bila Anda ingin berbahagia seminggu, pergilah berlibur. Bila Anda ingin berbahagia selama sebulan, menikahlah. Bila Anda ingin berbahagia selama setahun, warisilah kekayaan. Jika Anda ingin berbahagia seumur hidup, cintailah pekerjaan Anda -Promod Brata-


Kalimat yang diucapkan oleh Promod Brata mengenai passion ini adalah kalimat ke-5 yang paling saya sukai setelah 4 kalimat sakti yang saya temukan dalam Al quran.  Nah, kata-kata beliau inilah yang akan mengawali jari saya untuk menulis mimpi saya disini. Mengapa mimpi perlu ditulis? Karena saya percaya bahwa saya bisa meraih apa yang saya impikan dengan memasang tulisan mimpi-mimpi saya itu 5 cm di depan kening saya*efek nonton 5cm*

Ketika kita membicarakan mimpi, kita mungkin akan disibukkan beberapa memori-memori kita saat kita kecil dulu. Ya, kebanyakan memang seperti itu karena mimpi selalu diidentikan dengan cita-cita yang disempitkan artinya menjadi "kalau sudah besar ingin jadi apa?" atau "kalau sudah besar mau bekerja sebagai apa", sesuatu yang sudah tidak asing lagi dimasyarakat.

Sama seperti saat saya masih TK. Saat guru saya menyuruh saya menggambarkan cita-cita saya, saya adalah muridnya yang paling lelet dalam mengumpulkan. Saya bingung menggambarkan apa yang saya cita-citakan waktu itu. Saya menggambar planet dan roket, setelah jadi saya hapus gambarnya. Saya menggambar suntikan dan stetoskop, saya hapus lagi. Saya menggambar pesawat terbang dan wanita cantik-yang saya analogikan sebagai diri saya- kemudian saya hapus setelah selesai. Begitulah seterusnya dari astronot, dokter, pramugari, polwan sampai terakhir yang saya kumpulkan adalah gambar seorang wanita berkaca mata didepan papan tulis yang memegang setumpuk buku dan tampak asyik mengajarkan sesuatu kepada murid-murid di depannya. Ya, akhirnya saya memutuskan gambar itu untuk saya ceritakan di depan kelas. Saya ingin menjadi guru!. Gambar yang saya kumpulkan ini sedikit membuat guru TK saya terharu. Bagaimana tidak, diantara sekian muridnya yang bercita-cita ingin menjadi dokter, saya adalah satu-satunya murid yang memilih menjadi guru.

Cita-cita menjadi guru tumbuh bersemi dihati saya. Saya mencintai dunia mengajar sampai saat ini. Pengalaman pertama yang saya dapatkan saat mengajar adalah dimulai dari saat saya dimintai tolong untuk mengajari seorang anak kelas 3 SD yang belum bisa menulis dan membaca, saat itu saya masih kelas 1 SMA

Awalnya saya merasa sangat prihatin dengan anak tetangga saya yang selalu mendapat nilai NOL disekolah, bukan hal yang mengherankan kalo dia sudah 3 kali tidak naik kelas. Karena merasa penasaran,saya mengobrol dengan ibu dari  anak tersebut.Hasilnya si Ibu mengatakan bahwa dia sudah kewalahan dan hampir putus asa mengajari anaknya yang sampai saat itu belum bisa membaca dan menulis. Hati saya mulai tergelitik dan tertantang. Singkat cerita,saya bersedia mengajari anak itu setiap malam,bisa Anda bayangkan betapa bingungnya saya saat itu. Saya bingung harus memulai dari mana. Mengajari seorang anak dari NOL itu  ternyata tidak mudah, butuh kesabaran dan kegigihan yang luar biasa. 

Hari demi hari terlewati, dengan tekad yang  masih berkobar*lebay bombai* saya mengajari anak tersebut.."Ayooo...nulis huruf O gimana???bikin kayak kue Donat ya..kalo angka 1 itu seperti tongkat kakek, angka dua seperti bebek, bla..bla..bla..

Ditengah tugas saya yang numpuk sebagai siswa SMA, waktu saya semakin tersita dengan adanya pekerjaan baru ini.Tapi lagi-lagi memang watak saya, jika saya menginginkan sesuatu saya akan terus mmeperjuangkannya sampai saya sudah tidak mampu lagi.Tiap hari saya ajari anak itu, dari dasar sekali.Alhamdulillah ternyata Allah melihat niat tulus dan usaha saya. Dalam waktu 1 bulan anak itu sudah bisa belajar membaca dan menulis. Tentu saja hal ini membuat orang tuanya bahagia.

Semakin hari banyak anak-anak SD yang mendatangi rumah saya, meminta diajari untuk mengerjakan PR dan minta diajari pelajaran yang mereka tidak ketahui dikelas. Dengan bermodal papan tulis dan kapur sisa saya TK, saya mengajar 25 orang anak SD. Sejak itu saya tahu bahwa sebenarnya hal yang paling menyenangkan menjadi seorang pengajar adalah bukan ketika ia menerima upah atas pekerjaannya,TAPI KETIKA SISWANYA MENGERTI DENGAN APA YANG TELAH IA AJARKAN.

Sebenarnya niat saya mengajar cuma sebatas iseng, CUMA-CUMA alias GRATIS. Namun karena kami orang desa yang merasa serba tidak enakan, siswa-siswa yang saya ajar selalu meninggalkan koin 500 rupiah pada celengan ayam saya sebagai balas jasanya kepada saya. Alhamdulillah setiap hari saya bisa mengisi celengan ayam sebesar 12.500 rupiah, walaupun sedikit tapi itu adalah hasil kerja keras saya sendiri.

Lama-lama saya jadi ketagihan mengajar. Terlebih bapak saya juga sering mendapat pujian dari tetangga, mereka bilang anak yang saya ajari mengalami perkembangan yang sangat drastis. Itu membuat bapak saya senang,,sayapun lebih senang karenanya.:)


Semakin lama saya ngajar,celengan ayam saya semakin gemuk*tidak apalah celengan ayam saya gemuk, asalkan saya ga gemuk..hahahhaha*. Tidak lama kemudian saya direkrut untuk menjadi tenaga pengajar di sebuah lembaga bimbingan belajar di desa saya. Karena saya juga membutuhkan uang, saya menerima tawaran mengajar tersebut. Pulang sekolah sebelum saya sampai rumah saya mengajar dulu di bimbel. Maghrib baru benar-benar pulang sampai rumah. Waktu itu saya hanya mengajar anak kelas 6 SD untuk persiapan ujian dan anak kelas 7 SMP spesialisasi biologi dan matematika.

Sepulang dari mengajar,bapak saya hanya bisa geleng-geleng kepalanya.Beliau sempat tidak mengijinkan saya mengajar karena takut hal itu akan mengganggu sekolah saya.Tapi lagi-lagi saya memang keras kepala, saya tetap mengajar seperti biasa. Makin lama tawaran mengajar mulai berdatangan. Mulai yang privat sampai kejar paket B.Semakin lama semakin banyak yang harus saya ajari.

Suatu hari ada pengalaman mengajar yang sangat mengharukan bagi saya, waktu saya mengundurkan diri untuk tidak mengajar lagi, salah seorang murid privat saya menangis. Dia tidak mau diajar oleh guru privat manapun selain saya, bahkan orang tua anak tersebut sampai rela menjemput saya dari rumah dan mengantarkan saya pulang kembali hanya demi agar saya mau mengajarinya anak tersebut.

Terlihat lucu...disaat teman-teman saya sedang bingung mempersiapkan segala sesuatu untuk ujian akhir dan berlomba-lomba untuk ikut bimbingan belajar,saya justru menyibukkan diri untuk mengajar. Saya bahkan tidak peduli dengan ujian dan tes masuk di SNMPTN (Saya benar-benar bersyukur kepada Allah karena bisa diterima di UI melalui jalur PMDK tanpa tes, saya tidak tahu lagi bagaimana jika saya harus menjalani ujian tulis padahal saya sama sekali tidak pernah merasakan atmosfer bimbel yang menyediakan fasilitas latihan soal setiap hari.. Alhamdulillah :) )

Setelah pindah ke Depok, saya tidak menghentikan hobi saya dalam mengajar. Disini, saya pernah mengajar privat anak SMA di 6 tempat yang berbeda. Motivasi saya tentunya bukan sekadar menjalankan hobi, tapi mencari sesuap nasi..hehe karena biaya hidup disini lumayan besar.

Sejak semester 5 saya memfokuskan diri untuk mencari pengalaman mengajar sebanyak-banyaknya sehingga saya memilih untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial yang memberikan kesempatan saya untuk menjadi volunteer pengajar di dalamnya. Saya bergabung dalam TPA Binaan An nuur, disana saya mengajari anak-anak membaca Alquran. TPA An nuur mengajari saya banyak hal dalam peningkatan teknik mengajar anak kecil : "Berbahasalah dengan bahasa mereka"

Disamping menjadi pengajar di TPA An nuur, saya tergabung dalam Yayasan Mahasiswa Sayang Anak(Swayanaka) Jakarta, disana saya mengajari anak-anak dari kelas 6 SD-SMP dari kalangan keluarga yang tidak mampu. Bagi saya, disanalah tempat saya beristirahat dan berlibur setelah seharian saya berkutat dengan kesibukan saya difarmasi. Dan lagi, kecintaan saya terhadap kegiatan mengajar semakin meningkat!. Saya yakin, SAYA BISA MENGUBAH INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS! :)


Saya jadi ingat perbincangan dengan Mbak Tika Bisono beberapa hari yang lalu dalam sebuah seminar. Saat itu saya menanyakan "bagaimana jika seseorang terjebak dalam dunia yang bukan menjadi passionnya karena tekanan eksternal?". Dengan gayanya yang santai, Mbak Tika mengatakan "Follow your passion, Rose!". Yakin deh, kalau kamu melakukan segala sesuatu karena kamu suka, itu akan membuat kamu maksimal dalam mengerjakannya, hasilnya gak setengah-setengah, kata beliau. Baca deh buku-buku biografi tokoh-tokoh yang sukses dan mendunia. Mereka bisa sampai pada titik puncak seperti saat sekarang ini karena mereka melakukan sesuatu yang mereka sukai. Yakin dan selalu percaya diri aja kalau kamu bisa mendapatkan apa yang kamu impikan, tambahnya.

Sekarang, ketika ditanya tentang passion. Saya tidak lagi banyak berpikir karena saya tahu passion saya. Saya suka mengajar!

Saya ingin menjadi seorang dosen 6 tahun mendatang.Untuk menjadi seorang dosen, saya harus bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk tujuan tersebut, saya mati-matian belajar di Farmasi agar indeks prestasi saya tidak mengecewakan. Tiap kali online, saya selalu menyempatkan diri untuk membuka link-link beasiswa ke luar negeri. Kenapa harus ke luar negeri? karena saya terhipnotis dengan kata-kata kak Radyum Ikono " Kuliah di luar negeri! curi ilmu mereka dan terapkan di Indonesia!"

Bismillahi tawakaltu alallah...Semoga Allah memudahkan saya untuk melanjutkan studi ke Amerika Serikat, Jerman, atau Swedia ,.... :)


Komentar

Posting Komentar