Hari ini, pada saat pulang dari
Cengkareng, Bapak mengantarkan saya ke Jembatan gantung untuk menunggu busway.
Saya mencium tangannya. Tidak hanya itu, saya yang masih kekanak-kanakan masih
minta dicium pipi kanan dan pipi kiri sebelum saya pulang.
Saat bapak berbalik
arah untuk pulang, entah kenapa saya tiba-tiba menangis tersedu-sedu. Saya
kembali mengingat betapa laki-laki ini begitu baik terhadap saya.
Saat saya masih kecil
(kelas 5 SD), bapak pernah berkata : “Bapak senang sekali kalau kamu bisa lulus
SMA, Nduk. Itu artinya grafik kesejahteraan Bapak sudah naik. Lha wong bapak Cuma
lulus SMP”. Demikianlah kata beliau sore itu.
Saya yang masih kecil
pun tanpa berpikir panjang membalas : “Bapak, aku janji. Aku akan lulus minimal
sarjana. Bagaimanapun caranya. Betapapun sulitnya”.
Air mata saya
benar-benar merembes terus menerus saat saya menyusuri jembatan itu dan orang-orang
yang berlalu lalang mulai memperhatikan saya yang menangis tiba-tiba.
Saya kembali teringat
kenangan-kenangan itu. Sembari berjalan lagi, saya mencoba menguatkan hati saya
sendiri : “Ayo Rosi, kamu bisa menepati janji itu. Tinggal beberapa langkah
lagi!”
Bapak…..
aku akan menepati
janjiku…
Meski aku harus jatuh
bangun, aku akan menepati janjiku…
Komentar
Posting Komentar