"Aku memiliki
seorang anak perempuan berusia 10 tahun bernama Abi. Pada tanggal 16 Januari
2007 tepat pukul 09.30, ia di tembak oleh tentara pada bagian kepalanya. Di
depan sekolahnya, persis di depan mata adik-adik dan teman-temannya.
Abi
bukan pejuang. Ia hanyalah anak-anak. Ia tidak tahu apa-apa tentang konflik dan
ia juga bukan bagian dari konflik tersebut.
Meski
demikian, ia kehilangan nyawanya hanya karena ia adalah Palestinian.
Karena
kita hanya manusia, terkadang kita berpikir : Jika aku bunuh pembunuhnya atau
seseorang dr pihak Israel, mungkin 10 orang, dengan begitu akan membuat putriku
kembali. Tidak!. Itu hanya akan menyebabkan rasa sakit dan korban bagi yang
lain.
Aku
putuskan untuk memutus lingkaran kekerasan, darah, dan balas dendam ini, dengan
tidak membunuh dan tidak membalas dendam. Mulai dari diriku sendiri.
Orang-orang
selalu bilang : Itu bukan hakmu untuk memaafkan atas namanya. Dan jawabanku
selalu: itu juga bukan hakku untuk membalaskan dendam atas namanya. Aku harap
ia senang dan dapat beristirahat dengan tenang"
--------------
Film ini adalah film dokumenter terbaik yang pernah saya tonton. Dibuat selama 3 tahun dengan mewawancarai kurang lebih 2000 orang di 60 negara.
Film ini adalah film dokumenter terbaik yang pernah saya tonton. Dibuat selama 3 tahun dengan mewawancarai kurang lebih 2000 orang di 60 negara.
Saat
menontonnya, saya seperti sedang menyaksikan film yang digarap oleh Natgeo dan
Human of New York bersamaan. Memperlihatkan fenomena alam dengan keindahan
budaya dan cara berpikir manusia yang ada di dalamnya.
Kisah-kisah
pribadi yang diangkat begitu amazing!. Membuat saya belajar memahami
orang-orang dengan berbagai perspektifnya.
Perspektif
tentang cinta, memaknai kehidupan, kemiskinan, bahagia, ketimpangan sosial,
kematian dsb.
Cerita-cerita yang amat menyentuh adalah cerita seorang warga Rwanda yang selamat dr tragedi
genosida Hutus-Tutsi 1959, anak yg kehilangan ayahnya dan menjadi bulan2an
kekerasan kakeknya, warga Yahudi yang diselamatkan perwira Jerman dr kekejaman
Nazi, ayah yang memiliki anak laki-laki cacat padahal ia telah menantikan kehadiran
anak itu begitu lamanya, seorang nenek yang memutuskan mengasuh banyak anak
yatim agar ketika ia mati nanti ada yg bersedih atas kepergiannya, seorang
lesbian yang didiskriminasi dikeluarganya, dipaksa punya pacar laki-laki kemudian
pacar itu justru memperkosa dan menularkan HIV kepadanya, imigran Afganistan
dan negara-negara Afrika berkonflik yang berjuang hidup mengungsi ke Eropa tetapi
hidupnya terlunta-lunta di lautan luas, tekanan hidup buruh garmen di bangladesh,
ketimpangan sosial di India, krisis air di desa-desa sementara di satu kota marak
dibangun gedung mewah pencakar langit dengan kolam renang di tiap lantainya,
orang kaya yang merasa hidupnya amat miskin dll.
MasyaAllah.
Bener-bener banyak diingetin Allah melalui film ini.
Di
penghujung filmnya, ada seorang yang lama hidup di penjara tanpa satu buku pun.
Ia kemudian selalu merenung dan berpikir dalam tahanan.
Ia
memberi pesan :
"Kau harus bahagia dengan
sedikit yang kau miliki, tanpa membebani dirimu sendiri. Karena kau sebenarnya
sudah memiliki kebahagiaan dalam dirimu. Atau jika tidak demikian, kau tidak
akan mendapatkan kebahagiaan sama sekali.
Aku tidak menganjurkan
kemiskinan, tapi aku menganjurkan ketentraman hati"
Highly recommended movie!
Komentar
Posting Komentar