“Dik Ros,...”, kata seorang kakak suatu ketika. Dengan sedikit menarik napas dan menata kata, ia melanjutkan “Aku berhutang budi padamu. Aku harus mentraktirmu, setidaknya untuk sekadar makan bersama”. Beliau saat ini duduk satu semester di bawah saya di Farmasi. Setahun yang lalu, kurang lebihnya, ia pernah menghubungi saya melalui pesan pribadi di facebook. Melalui pesan facebook itu, konon, beliau mengabarkan bahwa beliau sudah di terima di jurusan sama dengan saya, hanya saja beliau tidak bisa langsung mengambil karena mengalami kesulitan dalam pembiayaan. Beliau segera mengucapkan maksudnya untuk bertanya soal beasiswa yang saya terima saat itu. Saya tidak mengenal beliau sebelumnya. Hanya mungkin sesekali melihat namanya dalam notification like saat saya share info tentang beasiswa. Rupanya itulah awal Allah menakdirkan kami untuk saling mengenal dan berbagi. “Jika tidak keberatan, bolehkah saya meminta contoh esai-esai dan berkas lain saat melamar beasisw...
Ikatlah ilmu dengan menulis :)