Entah, siapa yang pertama kali bilang ini, tapi
aku setuju sekali, bahwa menggenap adalah saat untuk berhenti
membanding-bandingkan.
Membandingkan keluarga, membandingkan kondisi
kita dengan pasangan lain, dan yang tak juga kalah pentingnya; membandingkan pasangan
kita dengan standar kita sendiri.
Bukan, bukan berarti harus menurunkan standar.
Hanya saja, menggenap berarti memperluas ruang
penerimaan kita. Biarkan apa-apa yang belum sesuai dengan standar itu menghuni ruang penerimaan, untuk kemudian perlahan
demi perlahan, ruang penerimaan itu akan mengkondisikannya untuk terus
memperbaiki diri dengan sukarela. Bukan dengan keterpaksaan yang menimbulkan
tekanan.
Bahkan jikapun pada akhirnya dia tak bisa
berubah, tetap di bawah standar yang kita harapkan, setidaknya ruang penerimaan
selalu menawarkan kebahagiaan tersendiri. Kebahagiaan yang tersembunyi pada dua
kata; apa adanya.
Sebagaimana aku selalu berusaha untuk menerima
apa adanya kamu. Sebagaimana kamupun demikian. Sebagaimana kita saling percaya
bahwa dibalik kata ‘apa adanya’ itu tersimpan usaha terbaik yang telah, sedang
dan akan kita lakukan.
___ Genap, Nazrul Anwar
Komentar
Posting Komentar