Pertama kali gue lihat orang yang
bakal gue ceritain ini, gue masih inget banget gimana si anak ini ngasih
inspirational speech di program pembinaan yang gue ikuti.
Gue gak tau deh ini anak lagi
ngomongin apa, ngomongin tentang kecintaan terhadap tanah air kali ya. Isinya
sih bagus, tapi sosok anak ini nyampeinnya belagu dan seolah-olah menghakimi
gitu deh. Sebagai anak kampung yang baru aja nginjek ranah Jakarta, gue ngerasa
gak terbiasa sama cara bicara ini anak : terkesan songong dengan mimik muka
yang selalu serius.
Selama setahun menjalani program,
gue diam-diam mengamati sosok aneh ini. Dia selalu nanya-nanya ke trainer yang
ngisi materi kepemimpinan kami. Dan gue tambah illfeel kalo ini anak nanyanya
selalu panjang dan gak to the point (meski secara tata kalimat, gue mengakui
ini anak berpikirnya terstruktur banget). Gue yang masih kekanak-kanakan
ngerasa “Kenapa sih harus pake analogi-analogian, kenapa gak langsung ke inti
pertanyaan?”.
Terus, seperti itu.
Gue sebenarnya pengen banget satu
kelompok sama doi pas diskusi, tapi sayangnya gue gak pernah dapat kesempatan
untuk itu. Yang gue tau, doi ini suka satu kelompok sama seorang temen gue yang
namanya Siti, dan satu-satunya hal yang gue tau adalah : siti dan si gendut ini
selalu berantem dan selalu adu argument. Mereka sering berdebat dengan nada
yang pelan tapi “nylekit” kalau kata orang-orang Jawa (nylekit = pelan tapi
menyakitkan). Entahlah, tapi gue selalu suka melihat mereka berdebat.
Berisi.
*meski sesekali mereka suka bawa-bawa masalah rumah tangga sih :p
Yaaak…gue gak terbiasa dengan
orang-orang yang ‘dingin’. Karena sikapnya yang dingin itulah gue memilih untuk
tidak banyak bergaul dengan si doi, gue memilih untuk diem.
Hingga suatu ketika, Tuhan ngasih
kesempatan ke gue *ciee* buat mengenal si doi lewat sebuah program bernama
Indonesia Leadership Development Program (ILDP). Konon, ILDP inilah yang
membesarkan kami menjadi orang-orang yang ‘gak biasa di kampus’.
Waktu itu, doi megang project
“Social Entrepreneurship” dan ngurusin hal-hal yang berkaitan dengan desain
dan branding, sementara itu, gue megang
program kepemimpinan buat mahasiswa-mahasiswa berprestasi di UI. Kami sudah
terbiasa dengan kondisi-kondisi kerja di bawah tekanan, kerja dengan sistem
zero mistake, di caci maki, diminta deadline seenaknya dll. Semua di kerjakan
serba cepat dan terkesan dadakan. Kami sering sekali pulang tengah malam karena
harus mengkomunikasikan banyak hal.
Jujur, gue gak terbiasa dengan
sistem kayak gini. Mungkin karena gue golongan darah B kali ya. Tapi berkat
rasa kekeluargaan yang dibangun begitu erat di ILDP, gue selalu ngerasa nyaman
meskipun berada di bawah tekanan. Gue selalu bersemangat mengerjakan setiap
tugas yang diberikan ke gue. Sepertinya elu juga gitu ya?. Gue selalu ngeliat
elu hanya diem pasrah tiap diberi tugas, dan “sim sala bim” tak selang berapa
lama, tugas itu pasti elu selesaikan dengan baik, melebihi ekspektasi kami.
Kalau disuruh menyebutkan siapa
tiga temen gue yang menurut gue paling pintar, gue gak akan ragu untuk
memasukkan nama elu disalah satu jawaban gue. Ya, karena gue ngerasa selama ini
elu adalah orang yang sangat cerdas dan dapat diandalkan.
Oke, jadi nama anak yang dari tadi
kita bicarakan itu adalah : Mohamad Irfan, S.T. (Si Tampan katanya -_-“). Ada
yang belum tau doi yang mana?. Ini nih fotonya wkwkwk. (yang pake baju kotak2 abu2 lebih gelap)
Karena doi baru saja ulang tahun,
gue pengen deh ngepromosiin sahabat gue ini supaya doi cepet dapet JODOH dan
cepet Move on XD.
Gue mau ngasih testimony ah. Semoga
dengan testimony subjektif ini, elu bisa jadi seseorang yang jauh lebih baik ya
Pang J
Pertama, Ipang itu orang yang
sangat loyal dan totalitas dalam berkontribusi. Seperti yang udah gue bilang,
doi selalu mengerjakan segala sesuatu yang dipercayakan kepadanya dengan sangat
baik. Amanah banget deh pokoknya. Meski kegiatan kuliah doi lagi
padet-padetnya, doi ini tetep ngerjain tugas dengan tepat waktu. Doi juga
sangat detail dalam bekerja. Bahkan gue sering kesel sama doi saking detailnya.
Sampe-sampe menurut gue, kedetailan dia itu sangat mengganggu gue karena sifatnya teknis banget. Sementara, gue adalah
orang yang konseptual. Waktu perayaan World No Tobacco Day, gue sempet kesel
karena doi meributkan tata letak kursi buat ibu-ibu penyuluhan, di saat gue
lagi pening mikirin pesertanya belum ada. Gue sempet ngomong kasar : “Pang, lu
bisa mbedain mana yang lebih prioritas gak sih?”, kata gue waktu itu.
Aduuh
maaf Pang :D
Bukti keloyalan dan totalitas doi
juga dibuktikan dengan sikap doi semasa bergabung di ILDP. Di ILDP, kami sering
mengalami apa yang di sebut sebagai seret keuangan. Nah doi ini sering banget
jadi tempat pinjam uang untuk pelaksanaan acara. Bahkan sempet waktu itu doi
kehabisan uang gara-gara uangnya dipinjam semua. Duuh, doi ini sosok yang gak
suka berhitung!. Ini yang gue suka dari doi.
Kedua, doi orang yang “mau
belajar”. Doi punya segudang kemampuan lho. Mulai dari ilmu tentang perminyakan
dan gas, dunia desain, dunia IT, sampai dunia menggombal (yang baru doi tekuni
sejak si doi menjatuhkan hatinya pada ****** (maaf sensor). Hal yang paling
membuat gue terharu adalah tentang kemauannya untuk belajar lebih banyak
tentang Islam. Doi adalah orang yang gak pernah menutup mata dari kebenaran.
Waktu itu doi cerita kalau pemahamannya tentang Islam belum bagus, kemudian gue
dan kak Ninis menjerumuskan doi ke dunia tarbiyah. Dan gue terharu begitu tahu
si doi ini sangat konsisten dalam menuntut ilmu agama. Girls, kurang apalagi
cobaa? :P
Sifat ‘mau belajarnya’ Ipang ini
juga ditunjukkan saat doi memutuskan bergabung di keluarga SWAYANAKA Jakarta.
Hmm..awalnya gue gak habis pikir sih orang kayak dia bakal bisa berinteraksi
sama anak-anak. Bayangin aja, si tampang serius kayak Ipang itu gak ada
lucu-lucunya. Kaku. Gak bisa diajak bercanda. Garing. Too serious….Gak ada
unsur kebapak-bapakannya.
Tapi sekali lagi gue harus terharu
saat Ipang berusaha berteman dengan anak-anak. Meskipun doi belum bisa menutupi
sifatnya yang too serious, doi bisa membuat anak-anak mau bermain dengannya dan
mau belajar bersamanya.
Ketiga, gue ngelihat Ipang ini
adalah sosok yang ‘gak ambil pusing dengan penilaian orang terhadapnya’. Ipang
mampu berdiri dan bertahan dalam prinsip yang ia yakini. Dia bahkan tidak
peduli jika ada orang yang bepikiran buruk tentangnya.
Ke empat, menurut gue Ipang itu
sosok pekerja keras. Salah satu sosok yang memiliki kepribadian yang hampir
sama dengan sifat pekerja kerasnya Ipang ini adalah kak Choirunnisak Fauziati
(kak Ninis). Mereka berdua adalah sosok yang bisa memilih dua diantara dua
pilihan. Meskipun Ipang banyak disibukkan oleh berbagai kesibukan di kampus,
doi tetap berusaha bertanggungjawab ke orang tua dengan mempersembahkan
prestasi terbaiknya di kelas. Ipang bukan orang cengeng yang suka mengeluh, doi
selalu berusaha mengerjakan segala sesuatu dengan kerja kerasnya.
Hmmm..sebenarnya masih banyak sih
kebaikan-kebaikan doi yang lain. Tapi sepertinya gue harus menyampaikan juga
satu hal yang gak gue suka dari Ipang.
Ampuuun Pang.
Gue paling gak suka cara Ipang
dalam menyampaikan argument. Setiap Ipang ngasih pendapat, gue ngerasa kalo gue
seolah-olah ada di pihak bawahan Ipang gitu. Ipang terkesan memposisikan
dirinya sebagai seseorang yang superior, mempunyai kedudukan yang lebih tinggi
dari lawan bicaranya. Seolah-olah semua orang harus berkata “Iya” dan tidak
boleh berkata “tidak”. Dan ketika gue berada dalam posisi itu, gue memilih diem
karena gue tau : ketika seseorang merasa dirinya hebat, dia tidak bisa melihat
kehebatan pada orang lain. Ketika seseorang merasa tinggi, dia selalu
menganggap rendah orang lain :D
Gue suka niruin gayanya si Melly
yang suka menganalogikan sahabatnya dengan kemiripan sifat para sahabat
Rasulullah. Kata Meli, gue itu mirip sama Ali Bin Abu Thalib. Nah, kalau elu
menurut gue mirip sama Umar bin Khattab. Elu punya sisi-sisi tegas dan keras di
permukaan, tapi sejatinya elu punya hati yang lembut dan mau peduli. Fufu
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nah, sekian yaaa testimony gue.
Terakhir, gue Cuma mau bilang :
Gendut, selamat ulang tahun ya. Barakallah fi umrik! J
Mohon maaf karena baru sempet
mention langsung di tulisan ini, hehe…
Gue harap semoga elu bisa menjadi seseorang
yang lebih baik lagi di hadapan manusia dan di hadapan Allah, dan semoga Allah
senantiasa membimbing elu dalam setiap jalan kebaikan yang IA ridhai.
Terimakasih sudah mengajarkan arti
totalitas dalam memberi, arti kerja keras untuk meraih mimpi, dan arti “good brother”
yang akan selalu memberi masukan-masukan berharga dalam hidup ini J
:DD
Komentar
Posting Komentar