Selasa, 30 Juli 2013
Hari ini adalah hari ke-25 aku berada
di Pare dan besok sore aku harus segera meninggalkan tempat yang menyenangkan
ini. Saat ini aku sedang sangat ingin menulis. Aku ingin menulis apa yang aku
dengarkan dari khutbah imam shalat Tarawih tadi. Sungguh, khutbah yang beliau
sampaikan begitu meninggalkan kesan yang mendalam dan sedikit banyak membuatku
berintrospeksi. Dan aku pikir, aku harus menyampaikan kepada orang lain agar
ilmu ini tidak berhenti hanya sampai kepadaku. Apalah gunanya banyak ilmu jika
tidak kita ajarkan kepada orang lain? J
Jangan pernah menyepelekan
kebaikan sekecil apapun itu!
Jika anda penggemar surat Luqman
(seperti saya :p), anda tentu tidak akan asing dengan ayat ini :
Allah Ta’ala berfirman,
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ
حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي
الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
“(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika
ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit
atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).
Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS. Luqman: 16).
Ayat tersebut secara tersirat menyampaikan pelajaran
kepada kita semua bahwa perbuatan baik/buruk, sekecil apapun itu, pasti akan
dilihat Allah dan Allah pasti akan membalasnya.
Jangan pernah menyepelekan kebaikan apalagi menyepelekan
perbuatan buruk, sekecil apapun itu. Karena lagi-lagi, ada Allah yang
senantiasa mengawasi gerak-gerik kita.
Rasulullah bahkan pernah menceritakan kisah seseorang
yang masuk surga hanya karena “sepotong ranting di pinggir jalan”. Hanya
sepotong ranting! dan dia bisa diterima untuk menjadi penghuni surga. Masya
Allah. Alkisah, dalam perjalanannya, orang itu melihat sebuah ranting yang
menghalangi jalan. Ia pun bergegas untuk menyingkirkannya karena tidak ingin
orang lain menjadi terganggu dengan keberadaan ranting tersebut. Karena
keikhlasan dan kebersihan hati itulah, Allah menjadi ridha kepadanya. Ini baru
soal “ranting” kawan, bagaimana dengan amalan-amalan baik lainnya?, Tentu Allah
punya perhitungan yang lebih canggih J
Nah, itu adalah bahasan mengenai kebaikan-kebaikan yang “kecil”,
bagaimana dengan keburukan yang “kecil”? Sekecil apapun keburukan yang kita
perbuat, tidak akan pernah luput dari yang namanya “mata” Allah juga. Seperti
yang Allah firmankan dalam Alquran :
“(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang
lain dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian
akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. dan
bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)” (QS An Najm [53]:38 s/d 42)
Siapa yang tidak suka kumpul-kumpul dang ngobrol dengan
teman-teman sepermainan? Aku yakin, pasti banyak banget temen-temen yang suka
ngobrol. Nah, sadar gak sih? kadang-kadang kita sering terpleset dan terjebak
dalam obrolan-obrolan yang “mengghibah” membicarakan aib” orang lain?.
Rasa-rasanya kalau gak ngomongin orang, obrolan kok ya jadi hambar, seperti
sayur tanpa garam XD. Nah, nah, hati-hati...itu adalah contoh keburukan kecil
yang seringkali kita sepelekan. Kalau sudah terjebak kayak gini, mending kita
alihkan pembicaraan deh misalnya ngobrolin isu-isu nasional/internasional yang
update dan ngetrend saat ini. Dengan begitu kita akan terhindar dari keburukan
dan kita akan menjadi muslim/muslimah yang gak kuper...wkwkwk
Rosii...rosiii...Lu ngapain sih ngomongin hal-hal kecil
kayak gini? mending kita ngomongin hal-hal besar yang urgensinya lebih gede
deh!.
Jelas! alasannya : i
wanna create big impacts with some small things.
Kita juga tidak pernah luput dari yang namanya penyakit “sok
sholih”. Hehehe, jangan tersinggung ya J. Meskipun udah pake jilbab segede taplak,
pake celana ngatung, jenggotnya panjang amburadul, kesana kemari bawaannya
alquran, jidatnya ada cap “surganya”, shalat gak pernah ketinggalan, tiap hari
bersedekah etc..... Tapi apakah itu semua cukup?. Apakah kita sudah yakin bahwa
Allah akan menerima amalan kita?. Berapa banyak
amalan kecil menjadi besar pahalanya karena niat dan berapa banyak amalan besar
menjadi kecil pahalanya karena niat pula?. Apakah selama ini kita sudah benar-benar
melakukan semua kebaikan itu semata-mata karena Allah? Atau jangan-jangan kita
melakukan semua itu karena “manusia”?. Nampaknya kita harus menanamkan mindset
seperti ini : yang membuat kita mulia di
hari akhir nanti bukan amal-amal baik kita, tapi ridha Allah SWT J
Sang Imam kemudian melanjutkan : “Ada
orang yang semasa hidupnya dikenal sebagai orang yang sangat baik dan mulia,
seperti orang yang tidak punya cela dalam hidupnya, namun ia mendapati akhir
hidupnya sebagai ahli neraka” Naudzubillah!. Mengapa bisa seperti itu? Ya, hal
itu sangat mudah bagi Allah. Apa gunanya memoles diri dengan
kemunafikan-kemunafikan hanya agar dapat terlihat baik di hadapan manusia?. Berbuat
baiklah dengan ikhlas dan penuh harap kepada Allah SWT, niscaya engkau akan
mendapatkan balasan yang jauh lebih baik J.
Disisi lain, ada seorang yang selama
hidupnya banyak melakukan berbagai macam keburukan-keburukan. Tapi diakhir
hayatnya orang tersebut memilih untuk berserah diri dan memohon ampun kepada
Allah. Keputusan itu pada akhirnya justru menjadikan ia sebagai orang yang
diterima Allah di surgaNya. Ya, ini juga hal yang sangat mudah bagi Allah.
Bukankah Allah itu maha Penyayang? Bukankah Islam itu sangat menghargai
progres?. Lalu, masihkah kita berputus asa dari rahmat Allah?
“Kita
mungkin tidak bisa meminta kepada Allah bagaimana kita berawal, tapi yakinlah bahwa
Allah memberikan kita kebebasan untuk menentukan bagaimana kita akan berakhir.
Awal yang baik belum tentu menjanjikan akhir yang baik dan awal yang buruk
tidak selamanya mendatangkan akhir yang buruk. Selalu ada waktu untuk
memperbaiki kualitas diri” (Rosita Handayani, 2013)
Siapa tahu
keikhlasanmu memungut sampah di jalan membuatmu menjadi lebih mulia dari yang
lain.....
Siapa tahu
usahamu untuk tetap berprsangka baik ketika masalah menghadang akan
mengantarkanmu pada akhir yang indah di rumahNya...
Siapa tahu
rasa bersyukurmu setiap waktu akan mempermudah jalanmu dalam menyeberangi
jembatan shirath...
Siapa tahu
kebesaran hatimu untuk memaafkan orang lain sebelum ia meminta maaf justru membuat
timbangan amalmu jauh lebih berat dari dosamu yang kian menggunung....
Siapa tahu
status FB, tweet dakwah dan sms tausiyah membuat para malaikat bahkan turut
mendoakanmu....
Siapa tahu
ucapan salam yang engkau sebarkan setiap kali bertemu orang membuat penduduk
langit menjadi bersemangat untuk menjawab salam dari mu?
Siapa tahu
doa pendek yang engkau lantunkan kepada saudaramu akan membuatmu mendapatkan
kebaikan yang sama dengan kebaikan yang kamu ucapkan?
Siapa tahu
senyum dan keramahanmu kepada orang lain membuat manusia dan Allah menjadi
lebih mencintaimu?
Wallahualam
bishawab....
#Yuk kita ciptakan kebaikan-kebaikan
kecil yang lebih banyak lagi J
Komentar
Posting Komentar